Posts

Showing posts from August, 2017

Kuberdiri Diantara Dua Kaki

Image
Akhirnya aku disini Berdiri diantara dua kaki Menegaskan posisi diri Untuk sebuah keniscayaan Aku tidak pernah meminta Tapi penegasan itu penting Karena Tuhan pun mengajarkannya Aku tidak pernah peduli dengan posisiku Karena aku tak butuh citra dan popularitas Bukan aku tak bisa Tapi itu adalah posisi sikap Merendah , mengalah untuk belajar arif Itulah opsi yang selalu aku tawarkan Tapi jika itu belum cukup Apalagi jika sudah dilanggar Aku pun punya pagar atas diri Tuhan pun marah Tuhan pun bersikap tegas Dan aku mengikuti apa yang diajarkan Tuhanku Aku akan bersikap tegas dengan posisiku Jangan pernah kau langgar lagi Karena aku pun bisa bersikap lebih Aku punya pijakan dua kaki untuk berdiri Yang selalu aku simpan dibelakang kehidupan

Hadirmu Mengusik Hidupku

Image
Banyak hal terjadi dalam hidup. Datang dan pergi silih berganti. Hadirmu mengusik hidupku . Menjadi pelajaran sendiri buatku. Kau hadir begitu saja. Awal yang tak indah berakhiran sama. Kau hanya menyapa dari dalam tanpa mau membukakan pintu apalagi mempersilahkan duduk. Ah, hal biasa kalo cuma seperti itu. Di usia yang sudah bukan remaja, aku tahu jika banyak hal-hal di luar sana yang menistakan. Senakal-nakalnya diriku, aku masih bisa memilah mana pantas tidak pantas, salah dan benar dari perspektif hidup normatif. Aku tidak pernah berpegang pada kebenaran atas pendapatku, tapi aku punya guide yang jelas yaitu agama. Dan itu yang aku sebut perspektif hidup normatif. Aku sama sekali tidak berekspektasi apa-apa waktu kita bertemu. Pun ketika kau tutup pintu itu, aku pun tak lagi berniat mengetuknya. Aku kembali sendiri di ujung lelah penantian . Aneh, justru ketika aku sudah mundur sejauh-jauhnya kau yang kerap mengajak ngobrol sana sani. Curhat ini itu tanpa sebab. Aku mau kau aj

Di Ujung Lelah Penantian

Image
Lirih aku mengaduh padamu Sampai kapan aku menunggu Bukankah engkau juga merasakan yang sama Ketika sampai di ujung lelah penantian Hanya air mata sunyi menemani Lirih aku menengadah padamu Bukankah engkau juga merasakan yang sama Kesepian itu membunuh Lirih aku menanyakan padamu Mengapa kau ciptakan dia jika bukan karena sepi Sepi yang melenakan adalah pembunuh Aku cemburu padamu Karena sampai di ujung lelah penantian Tak kunjung hadir belahan jiwaku Dimana sebenarnya dia Dia yang ada karena aku Aku yang kau ciptakan karena dia Wahai belahan jiwa Mimpikan aku sayang ...